a piece of Tare-chan's life

17 Agustus 2007

Dirgahayu Republik Indonesia!!

Yah, seperti kita semua tau, tanggal 17 Agustus 1945 adalah hari kemerdekaan kita ^_^ berarti kita sudah merayakan kemerdekaan selama 62 tahun. Wah… lama juga ya? Tapi kok, kondisi kita malah begini? Coba kalo kita bandingkan dengan Malaysia negara tetangga kita yang merayakan 50 tahun kemerdekaan. Di sana, pembangunan begitu pesat: jalur transportasi, pendidikan, pariwisata, dsb. Sementara kita? Di negara yang luar biasa kaya ini, masih buanyak rakyat yang mati kelaparan, tidak berpendidikan, tidak punya pekerjaan, dan bahkan nyawa sudah tidak berharga lagi. Kenapa? Yang namanya mental itu udah, ya ampun, rusak sekali. Korupsi, bencana, beringasan, dsb. Kok begini?? Kebudayaan sendiri sudah tidak dihargai, contohnya?? Aku sendiri ga punya kebaya, ga bisa maen gamelan, ga bisa nari jaipongan, ya ampunnn…… berbahasa Indonesia yang baik dan benar aja ga bisa!!

Aduh gimana ya nasib bangsaku ini? Kalo liat di TV, betapa dulu cita-cita para pahlawan begitu besar. Harapan yang begitu besar, tetapi, apa yang terjadi sekarang? Mau jadi pemimpin aja harus nyogok, udah jadi pemimpin bukannya bersikap rendah hati dan melayani rakyat, malah gila hormat dan mau ‘bales dendam’ dengan korupsi sebanyak-banyaknya. Tadi aku liat di TV, ada pejabat yang marah-marah bahkan membentak panitia upacara, karena tidak disediakan KURSI yang layak. Astaga Pak!! Upacara itu harusnya berdiri, bukan duduk!! Dan lagi pula, gimana mau melayani masyarakat kalo kursi aja dipermasalahkan??

Di lain pihak, banyak orang-orang yang berusaha untuk bangsa tetapi tidak diberikan kehormatan yang layak. Lihat aja atlet-atlet, yang berjuang demi bangsa, mau bikin passport aja susah banget hanya karena dia etnis tertentu. Udah jadi mantan atlet, bisa sampe mati kelaparan. Bagaimana ini?? Lalu di dunia pendidikan juga. Orang-orang yang benar-benar pintar dan bisa memajukan negara, mau sekolah aja ga diterima karena tidak punya ‘orang’ tertentu yang dapat mendukung, tidak punya ‘biaya’yang cukup untuk ‘membeli’ kursi pendidikannya. Sementara yang punya ‘backing’ kuat dan duit banyak, meskipun sangat tidak layak, bisa-bisa aja bahkan sampe beli ijazah. Astaga…… Di negara yang begini subur pun, kita masih harus beli beras dari negara lain untuk makan. Sudah ada bencana, diberi bantuan, eh, malah dimakan sendiri sama penyalurnya. Pemeluk agama yang satu tidak suka dan menggencet pemeluk agama yang lain. Ya ampun Tuhan…… kenapa jadi begini??

*sigh* kadang sempat terpikir juga untuk pergi dan pindah ke negara lain saja yang lebih baik. Tapi satu sisi, aku tidak mau, karena aku sudah lahir di sini, besar di sini, dan nanti pun aku mau mati dan dikubur di sini. Aku hanya berharap suatu saat negaraku ini bisa berubah. Dan aku juga hanya bisa berbuat apa yang aku bisa untuk negaraku ini. Kadang sempat terpikir juga, apa bakal ada gunanya? Tapi kemudian aku ingat sebuah peribahasa yang terpampang di salah satu dinding kampus, isinya tidak ingat persis, tapi kira-kira begini: kalau saja setiap butir beras merasa dirinya tidak berguna, tidak akan ada yang namanya nasi; kalau saja setiap butir pasir merasa dirinya tidak berguna, tidak akan ada yang namanya bangunan. Aku rasa intinya, sekecil apapun perbuatan seseorang, pasti akan ada gunanya. Meskipun aku ingat juga pepatah ‘a single citizen, cannot oppose a government’. Yah… selain itu, aku juga hanya berharap Tuhan memberikan dan akan membuat negara kita suatu saat menjadi negara yang lebih baik. Yah, jadi curhat gini deh… tapi kan tujuan blog emang buat curhat ya? Hahaha… yah apapun Dirgahayu Indonesiaku!!

Label:

8 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda